Selasa, 30 Oktober 2012

THE WORLD WITHOUT KUTANG


Saya tidak habis pikir kenapa saya bikin blog tentang kutang dan kenapa namanya harus raja kutang (_ _'). Yang jelas sekarang blognya terlanjur dibuat dan tidak bisa diterlantarkan begitu saja. Jadi saya harus bertanggungjawab mengisinya dengan tulisan yang sesuai tema blog yaitu seputar dunia KUTANG.

Ya! Di sini hanya ada kutang, kutang, dan KUTANG! Sejauh mata memandang hanya ada lautan kutang! Tidak ada yang lain selain kutang dan teman-temannya yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan kutang. Karena ini memang blog tentang kutang.

Kenapa harus kutang? Dan kenapa tagline-nya adalah "Memasyarakatkan kutang mengkutangkan masyarakat"? Karena tidak semua wanita yang ada di masyarakat kita berkutang, dan tidak semua wanita mau berkutang. Tapi saya tegaskan dulu bahwa memasyarakatkan kutang dan mengkutangkan masyarakat ini cuma berlaku buat masyarakat wanita, bukan buat cowo ataupun maho.

Tidak semua masyarakat wanita kita berkutang. Anak balita belum wajib berkutang, itu lain soal. Tapi nun jauh di daerah pedalaman sana masih baaanyak janda-janda, eh...wanita-wanita yang belum berkutang, atau lebih tepatnya belum mengenal kutang. Dan tidak semua masyarakat wanita mau memakai kutang. Karena terkadang ada juga wanita yang suka sengaja gak pake kutang di balik bajunya, entah apa maksudnya, apakah kegerahan ataupun sengaja biar keliatan.

Bayangkan dunia tanpa kutang, apa bedanya manusia dengan binatang? Cobalah anda browsing di internet dan ketikkan kata kunci “asal usul kutang”, atau “asal mula kutang”, Anda akan menemukan informasi bahwa kutang pun berevolusi, mulai dari sekedar penopang dada atlet wanita pada saat melakukan kegiatan olahraga pada abad ke-14 dalam masa peradaban Minoan, hingga benar-benar menjadi penutup dada wanita yang elegan dengan berbagai desain unik, mulai dari desain standar hingga desain yang unyu, mulai dari yang harganya sepuluhrebuan hingga yang miliaran.

Terus terang saya heran kalau ada kutang yang harganya miliaran, karena secara fungsi, kutang tetaplah kutang, hanya untuk menutupi dan melindungi dada wanita, kecuali ada fitur lebihnya. Tapi saya belum pernah dengar ada kutang yang memiliki fitur lebih seperti kutang yang bisa internetan, atau bisa dipake maen Angry Bird. Lain halnya jika teknologi kutang sudah sedemikian canggih sehingga memungkinkan terciptanya kutang digital yang memudahkan orang dalam membeli dan menggunakannya karena hanya tinggal di-download dan di-install saat diperlukan.

Tidak memakai kutang memang tidak berdosa selama tidak kelihatan oleh orang-orang di luar sana sehingga menyebabkan kemacetan lalulintas dan meningkatkan pemanasan global. Tapi sayangilah isi kutang Anda jangan sampai lengser keprabon. Kalau alasan Anda tidak mau berkutang karena bahannya tidak nyaman di kulit, gantilah dengan kutang yang berbahan lebih nyaman, ramah lingkungan, serta memiliki nilai purna jual yang tinggi (loh?).

Untuk itu, mari kita budayakan kesadaran berkutang dan tingkatkan penggunaan kutang demi masa depan bangsa yang lebih cerah, demi menjadi bangsa yang bermartabat, bangsa yang sadar kutang, dan bukan lagi menjadi bangsa yang banyak hutang.

Klontang...klontang...

2 komentar: